Kita telah memasuki tahun baru Islam 1430 H, semoga dengan bergantinya tahun, kita dapat memperbaiki amalan kita. Amiin.
Semoga Allah mengampuni mengampuni dosa-dosa kita yang kemarin. Amiin.
Met Tahun Baru Islam 1430 Hijriah buat Ammi dan Ammah...
Bismillahirrohmaanirrohim
Dahulu kala...
Ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri.
|
| |
| |
|
|
| |
Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.
Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.
Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri ketiga karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.
Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.
Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.
Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, "Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri".
Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, "Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?"
"Tidak akan!" balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya.
Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, "Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?"
"Tidak!" sahut sang isteri. "Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!"
Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.
Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, " Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku?"
"Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu!" jawab isteri keduanya. "Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu."
Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.
Tiba-tiba, sebuah suara berkata:
"Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi." Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi.
Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, "Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan!"
Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai '4 isteri' dalam hidup kita....
'Isteri keempat' kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal.
Kemudian 'Isteri ketiga' kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita.
Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.
Sedangkan 'isteri kedua' kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.
Dan akhirnya 'isteri pertama' kita adalah jiwa, roh, iman kita,
yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu.
Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.
Bismillaahirrohmaanirrohim
Kalau boleh memilih, kita tak pernah ingin dilahirkan sebagai manusia yang mempunyai banyak kekurangan. Kita pasti ingin dilahirkan dengan banyak kelebihan dan sedikit kekurangan yang dimiliki atau bahkan tak ada kekurangan sama sekali. Paling tidak kita menginginkan keadaan diri ini diatas rata-rata meski tidak berada dalam titik kesempurnaan. Itu hanyalah angan-angan dan keinginan semata, karena faktanya semua orang yang dilahirkan di atas muka bumi ini pasti mempunyai kekurangan disamping kelebihan yang dimilikinya.
Cobalah untuk merenung, bahwa tidak semua orang dilahirkan dengan bentuk tubuh bagus dan ideal, kulit putih bersih, rambut yang indah, wajah rupawan, mata indah dan tajam, hidung mancung, bibir tipis, dagu terbelah, gigi rapih, terlahir dari keluarga kaya dan berada, terlahir sebagai seorang yang pintar dan berilmu tinggi, dan semua hal yang serba ideal lainnya.
Seandainya saja semua makhluk yang bernama manusia dilahirkan sama baik rupa maupun takdirnya, akan sangat sulit membedakan antara satu sama lainnya. Dipandang dari sisi fisik mungkin kita tak akan pernah bisa mengatakan bahwa tubuh seseorang indah dan ideal, kulitnya putih dan mulus, hidungnya mancung, bibirnya tipis, perutnya rata, kakinya jenjang dan lain sebagainya jika tak ada orang-orang yang bertubuh gemuk, berkulit hitam, berhidung pesek, berbibir tebal, berperut buncit, berkaki pendek, dan lain sebagainya sebagai pembandingnya. Dan dipandang dari sisi sosial kita juga tak akan pernah bisa mengatakan bahwa seseorang berasal dari keluarga kaya raya, pintar dan terhormat jika tak ada orang-orang miskin, bodoh dan tidak terhormat sebagai pembandingnya.
Itulah artinya perbedaan, dan betapa indahnya kalau kita bisa menyikapinya dengan arif. Tapi kenapa diri kita selalu merasa kurang dengan semua hal yang kita miliki saat ini? Kita tidak pede dengan apa yang Allah berikan dalam bentuk fisik kita dan takdir yang kita jalani selama mengarungi lautan kehidupan dunia saat ini. Kita selalu bernafsu dan menyiksa diri agar diri ini terlihat lebih baik untuk membangun rasa percaya diri kita di mata orang lain. Kita lebih sering memikirkan tampilan luar dan topeng kita daripada isi yang kita miliki. Itulah kesalahan kita, sehingga tak jarang kita lebih sering terjebak pada penampilan luar, tertipu oleh pandangan mata tanpa tahu apa yang sebenarnya ada dibalik apa yang terlihat dari penampilannya. Kita lebih suka melihat seseorang yang berpenampilan baik dan berwajah rupawan walau ternyata hatinya busuk daripada seseorang yang berpenampilan buruk tapi berhati mulia.
Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani, ternyata kita lebih banyak berprilaku seperti itu. Rasa hormat kita bangun dan kita ciptakan hanya bagi orang-orang yang penampilan luarnya baik menurut mata kita saja. Kita selalu berpandangan sebelah mata terhadap orang-orang yang mempunyai kekurangan, padahal belum tentu kita lebih baik dari dirinya dalam pandangan Allah SWT, karena seperti kita tahu bahwa Allah tidak melihat kepada bentuk tubuh kita, ataupun warna kulit kita, akan tetapi Dia hanya melihat pada sejauh mana ketaqwaan kita kepada-Nya.
Menjadi baik dari segi status sosial dan kemasyarakatan sudah seharusnya kita berusaha untuk itu. Kita tidak dilarang untuk menjadi kaya dan terhormat dalam pandangan manusia. Yang dilarang itu adalah manakala kita telah menjadi orang yang berstatus sosial tinggi tapi melupakan bahkan tidak menghiraukan kelompok-kelompok atau golongan orang-orang yang berstatus sosial lebih rendah dari kita. Menjadi kaya, menjadi terhormat dalam pandangan manusia, seharusnya bisa membuat diri kita berpikir keras dan berusaha agar kita pun senantiasa baik dalam pandangan Allah SWT bukan malah semakin menjauhkan kita daripada-Nya. Status sosial yang tinggi hendaknya membuat kita lebih tawadhu terhadap sesama karena kita tahu bahwa status apa yang kita dapatkan sekarang hanyalah berasal dari Allah semata.
Wallahu’alam.
Bunda dan Ulya