Jumat, 14 November 2008

Wangi Harum Masyithah

Bismillaahirrohmaanirrohim

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Rasulullah bersabda, "pada saat malam terjadinya Isra Mi'raj, saya mencium bau harum, Rasul pun bertanya, Ya Jibril, bau harum apakah ini?"

Jibril menjawab, "Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Firaun (Masyithah dan anak-anaknya).

Rasul bertanya, " Bagaimana bisa demikian?"

Jibril bercerita, "Suatu hari ketika dia menyisir rambut putri Firaun, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca Bismillah.

Putri Firaun berkata, "Hai dengan nama ayahku?". Masyithah berkata, "Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan ayahmu".

Putri Firaun berkata, "Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku? Wanita tukang sisir itu berkata , "Ya".

Putri Firaun melaporkan kepada ayahnya dan Firaun kemudian memanggil Masyithah.

Firaun berkata, "Hai Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?"

Masyithah menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah".

Kemudian Firaun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.

Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata, " Saya mempunyai satu permintaan. Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu kantong untuk dikuburkan".

Firaun menjawab, "Akan saya penuhi permintaanmu"

Sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu, pada saat itu Masyithah mulai ragu. Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas izin Allah berbicara, "terjunlah Ibu! Ayo terjun, azab dunia lebih ringan daripada azab akhirat". Mendengar anaknya berbicara seperti itu, Masyithah pun terjun bersama bayinya.

Diantara ciri-ciri ahli surga adalah mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit terasa.

Rabu, 05 November 2008

Jika Rasul ke Rumah

Jika Rasul datang ke rumahmu,
Untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersamamu,
Tanpa kabar apa-apa sebelumnya,
Apakah yang akan kau lakukan untuknya?
Akankah kau sembuyikan buku duniamu?
Lalu kau keluarkan dengan cepat kitab hadits di rak buku?

Akankah kau sembunyikan majalah-majalah mu,
Dan kau hiasi mejamu dengan Al-Quran yang telah berdebu?

Akankah kau masih melihat film di Tv,
Atau dengan cepat kau matikan sebelum dilihat Nabi?

Maukan kau mengajak Rasul berkunjung ke tempat yang biasa kau datangi,
Ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti?

Apakah kau bahagia jika Rasul memperpanjang kunjungannya?
Atau kau malah tersiksa karena banyak yang harus kau sembunyikan darinya?

Jika Rasul tiba-tiba ingin menyaksikan,
Akankah kau tetap mengerjakan pekerjaan yang sehari-hari biasa kau lakukan?
Akankah kau berkata-kata seperti apa yang sehari-hari kau katakan?
Akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu seperti halnya jika Rasul tidak ke rumahmu?